Dinamika demokrasi yang terjadi di Indonesia semakin berkembang. Kompetisi elektoral semakin ketat baik di tingkat pusat maupun daerah serta eksekutif maupun legislatif. Begitu juga dinamika dalam masyarakat yang berkembang seiring dengan perkembangan teknologi informasi. Konvergensi media maupun beragamnya informasi yang menyebar menjadi tantangan tersendiri bagi ilmu-ilmu sosial.
Tantangan utama tentu saja dalam menjelaskan berbagai fenomena tersebut. Tantangan ini diikuti oleh mampukah ilmuwan sosial mampu menjadikan dinamika tersebut menjadi hal yang bermakna positif atau minimal tak berdampak negatif. Jika tidak terkelola dengan baik, hal ini bisa menyebabkan pembelahan sosial bahkan konflik sosial di masyarakat.
Karena itulah Program Studi Ilmu Pemerintahan FISIP UNTIRTA pada tanggal 18 September 2018 di bekerjasama dengan Himpunan Indonesia Untuk Pengembangan Ilmu-Ilmu Sosial (HIPIIS) menyelengarakan Seminar Nasional “Peranan Ilmu Sosial dalam Meningkatkan Kualitas Demokrasi di Indonesia”. Seminar ini menghadirkan Dr. Alfan Alfian, Ketua Harian HIPIIS sebagai Keynote Speaker mewakili Prof. Dr. Muhadjir Effendy sebagai Ketua Umum HIPIIS. Dalam paparannya Alfan Alfian menyampaikan bahwa demokrasi harus didorong untuk lebih berkualitas. “…Jika tidak, setan gundul bisa jadi Presiden”. Tantangan ilmuwan sosial juga adalah merespon perkembangan sosial politik terutama di media sosial.
Sesi selanjutnya adalah Plennary Session yang dipandu oleh Abdul Hamid, Ph.D dan menghadirkan Dr. Phil. Aditya Perdana (Direktur Puskapol UI) serta Alpha Amirrachman, Ph.D (Dosen FKIP Untirta, Ketua HIPIIS Banten). Dr. Aditya Perdana menyoroti dinamika demokrasi yang bergerak cepat dan terjadi baik di dunia nyata maupun dunia maya. Semakin lama irisan antara aktivisme dunia nyata dengan dunia maya semakin besar.
Alpha Amirrachman, Ph.D menyampaikan bahwa dalam demokrasi ilmuwan sosial berperan dalam mendorong lahirnya kebijakan publik yang berpihak pada masyarakat. Karena itulah sebagian ilmuwan sosial masuk kedalam lembaga pemerintahan untuk mendorong hal tersebut. Alpha juga menyoroti perkembangan teknologi sebagai hal yang perlu didekati dan diadopsi, bukan dijauhi. “Ilmuwan sosial harus mengikuti dan aktif di dunia sosial, jangan kalah dari influencer sosial media.”.
Rangkaian seminar ini juga diikuti dengan Parallel Session, menghadirkan pemakalah dari berbagai Universitas di Indonesia seperti UI, UGM Universitas Mercubuana, UPN Veteran, dll yang menghadirkan hasil-hasil riset terkait isu ilmu sosial dan demokrasi. Hasil-hasil riset ini dipublikasikan dalam Proceeding Seminar dan Journal of Government.
Kegiatan seminar nasional ini semakin mengokohkan posisi Prodi Ilmu pemerintahan FISIP Untirta untuk menjadi penyelenggara pendidikan Ilmu Pemerintahan yang Maju, Bermutu, Berkarakter dan Berdayasaing dalam Kebersamaan.